Saham nyangkut pasti pernah dialami oleh setiap trader. Tapi pernahkah anda terpikir untuk menelusuri penyebab saham anda nyangkut? Saham nyangkut terjadi ketika anda beli saham, anda berharap saham anda naik, dan anda take profit di harga yang anda inginkan, tetapi justru sebaliknya, saham anda turun dan anda tidak menjual saham anda, sehingga terjadi floating loss.
Pada saat saham anda nyangkut, anda harus mengetahui apa yang menyebabkan saham nyangkut, sehingga anda bisa melakukan evaluasi dari kesalahan2 tersebut. Secara umum, ada 5 penyebab utama saham trader nyangkut setelah dibeli yaitu:
Pada saat saham anda nyangkut, anda harus mengetahui apa yang menyebabkan saham nyangkut, sehingga anda bisa melakukan evaluasi dari kesalahan2 tersebut. Secara umum, ada 5 penyebab utama saham trader nyangkut setelah dibeli yaitu:
1. Beli saham di harga terlalu tinggi
Kalau saham anda sering nyangkut, coba anda lihat grafik saham dan tanggal beli anda. Apakah anda ternyata membeli saham ketika sahamnya sudah naik sangat tinggi?
Inilah salah satu penyebab saham nyangkut: Anda mengejar saham2 di harga puncak. Padahal, tidak saham yang kebal koreksi. Saham yang sudah naik, cepat atau lama pasti akan turun, karena konsepnya: Tidak mungkin saham naik terus. Pada saat harga saham sudah naik, trader pasti akan realisasi profit, karena tujuan semua orang trading adalah untuk dapat profit.
Jika anda menemukan saham yang sudah naik terlalu tinggi, ada baiknya anda menunggu saham di harga diskon / koreksi. Dan perlu anda perhatikan juga bahwa tipikal tiap saham berbeda.
Ada saham yang mudah naik setelah turun, ada saham yang cenderung koreksi tanpa rebound yang berarti. Dalam hal ini, anda harus mencari saham2 yang harganya diskon / murah, dan punya potensi rebound. Saya pernah praktik2nya disini: Buku Saham dan Full Praktik Menemukan Saham Diskon.
Kalau saham anda sering nyangkut, coba anda lihat grafik saham dan tanggal beli anda. Apakah anda ternyata membeli saham ketika sahamnya sudah naik sangat tinggi?
Inilah salah satu penyebab saham nyangkut: Anda mengejar saham2 di harga puncak. Padahal, tidak saham yang kebal koreksi. Saham yang sudah naik, cepat atau lama pasti akan turun, karena konsepnya: Tidak mungkin saham naik terus. Pada saat harga saham sudah naik, trader pasti akan realisasi profit, karena tujuan semua orang trading adalah untuk dapat profit.
Jika anda menemukan saham yang sudah naik terlalu tinggi, ada baiknya anda menunggu saham di harga diskon / koreksi. Dan perlu anda perhatikan juga bahwa tipikal tiap saham berbeda.
Ada saham yang mudah naik setelah turun, ada saham yang cenderung koreksi tanpa rebound yang berarti. Dalam hal ini, anda harus mencari saham2 yang harganya diskon / murah, dan punya potensi rebound. Saya pernah praktik2nya disini: Buku Saham dan Full Praktik Menemukan Saham Diskon.
2. Beli saham yang tidak likuid dan saham2 gorengan
Saham-saham yang nggak likuid, terutama saham gorengan pergerakannya tidak bisa dianalisa dengan grafik / teknikal. Mayoritas saham gorengan tidak memiliki pola grafik yang jelas. Saham2 yang tidak likuid ini bisa dengan mudah dipermainkan oleh bandar saham.
Saya pernah menemukan trader yang curhat kenapa tiap saham dibeli selalu nyangkut, dan saat saya ditunjukkan portofolionya, ternyata trader punya 8 saham dan isinya adalah saham2 gorengan semua. Baca juga: Kenali Saham Gorengan di Indonesia.
Dan ironisnya, saham2 gorengan yang harganya turun, banyak yang tidak kembali ke harga awal. Saya pernah bahas contoh studi kasusnya disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT.
Saham-saham yang nggak likuid, terutama saham gorengan pergerakannya tidak bisa dianalisa dengan grafik / teknikal. Mayoritas saham gorengan tidak memiliki pola grafik yang jelas. Saham2 yang tidak likuid ini bisa dengan mudah dipermainkan oleh bandar saham.
Saya pernah menemukan trader yang curhat kenapa tiap saham dibeli selalu nyangkut, dan saat saya ditunjukkan portofolionya, ternyata trader punya 8 saham dan isinya adalah saham2 gorengan semua. Baca juga: Kenali Saham Gorengan di Indonesia.
Dan ironisnya, saham2 gorengan yang harganya turun, banyak yang tidak kembali ke harga awal. Saya pernah bahas contoh studi kasusnya disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT.
3. Beli saham saat market masih strong bearish
Market yang masih strong bearish, menyebabkan mayoritas saham turun. Nah, kalau anda memaksakan beli saham, apalagi dalam jumlah yang besar, saham anda bisa nyangkut (turun terus).
Maka dari itu, kalau anda melihat IHSG lagi turun (apalagi sampai 1% lebih), anda harus wait and see dulu, atau membeli bertahap. Terutama anda yang biasa mengincar saham2 yang berkorelasi positif dengan pergerakan IHSG, maka saat IHSG lagi lesu, jangan terburu membeli sahamnya.
Market yang masih strong bearish, menyebabkan mayoritas saham turun. Nah, kalau anda memaksakan beli saham, apalagi dalam jumlah yang besar, saham anda bisa nyangkut (turun terus).
Maka dari itu, kalau anda melihat IHSG lagi turun (apalagi sampai 1% lebih), anda harus wait and see dulu, atau membeli bertahap. Terutama anda yang biasa mengincar saham2 yang berkorelasi positif dengan pergerakan IHSG, maka saat IHSG lagi lesu, jangan terburu membeli sahamnya.
4. Beli saham tanpa menganalisa
Nah, ini yang sering sekali saya temukan. Banyak trader yang ingin profit, padahal belum paham cara menganalisa saham. Akhirnya nekad beli saham. Banyak trader yang beli saham karena ajakan trader lain tanpa dianalisa terlebih dahulu.
Karena di luar sana sebenarnya analis2 yang ngawur, nggak pakai pertimbangan yang jelas, subjektif, maka mayoritas trader yang suka ikut2an membeli atau bahkan tidak menganalisa sebelum trading, sahamnya akan langsung nyangkut.
5. Saham anda belum waktunya naik
Ada saat di mana anda sudah menganalisa, anda sudah membeli di harga yang bagus, tapi saham anda ternyata masih turun. Nah, dalam hal ini anda hanya perlu menunggu sedikit waktu agar saham anda naik diatas harga beli anda.
Fluktuatif saham itu biasa terjadi. Artinya, jangan sampai hanya karena saham anda turun beberapa poin, anda langsung cut loss. Jika anda sudah menganalisa dan kondisi market lagi stabil, maka tunggulah anda naik.
Lima penyebab inilah, sering dialami trader. Kalau anda mengalaminya (terutama empat poin pertama), anda harus melakukan evaluasi trading, sehingga anda tidak mengulangi kesalahan2 trading yang sama.
Saham nyangkut umumnya sering sekali dialami oleh pemula. Hal ini karena pemula masih belum mengetahui cara2 memilih saham yang layak, momentum dan teknikal yang bagus untuk trading.
Maka, anda yang ingin mempelajari strategi2 trading lebih intens, agar anda tidak mengulangi kesalahan2 kebanyakan pemula, anda bisa mempelajari strategi dan praktik trading disini: Buku Saham Pemula - Expert.
Nah, ini yang sering sekali saya temukan. Banyak trader yang ingin profit, padahal belum paham cara menganalisa saham. Akhirnya nekad beli saham. Banyak trader yang beli saham karena ajakan trader lain tanpa dianalisa terlebih dahulu.
Karena di luar sana sebenarnya analis2 yang ngawur, nggak pakai pertimbangan yang jelas, subjektif, maka mayoritas trader yang suka ikut2an membeli atau bahkan tidak menganalisa sebelum trading, sahamnya akan langsung nyangkut.
5. Saham anda belum waktunya naik
Ada saat di mana anda sudah menganalisa, anda sudah membeli di harga yang bagus, tapi saham anda ternyata masih turun. Nah, dalam hal ini anda hanya perlu menunggu sedikit waktu agar saham anda naik diatas harga beli anda.
Fluktuatif saham itu biasa terjadi. Artinya, jangan sampai hanya karena saham anda turun beberapa poin, anda langsung cut loss. Jika anda sudah menganalisa dan kondisi market lagi stabil, maka tunggulah anda naik.
Lima penyebab inilah, sering dialami trader. Kalau anda mengalaminya (terutama empat poin pertama), anda harus melakukan evaluasi trading, sehingga anda tidak mengulangi kesalahan2 trading yang sama.
Saham nyangkut umumnya sering sekali dialami oleh pemula. Hal ini karena pemula masih belum mengetahui cara2 memilih saham yang layak, momentum dan teknikal yang bagus untuk trading.
Maka, anda yang ingin mempelajari strategi2 trading lebih intens, agar anda tidak mengulangi kesalahan2 kebanyakan pemula, anda bisa mempelajari strategi dan praktik trading disini: Buku Saham Pemula - Expert.
Post a Comment
Post a Comment